Gugur Bunga Bundaran Teknik UGM Part 1

SUARITOTOKali ini pengalaman saya tentang lagu gugur bunga yang menyimpan suatu misteri di kalangan mahasiswa.

Jadi, kejadiannya itu pada waktu saya masih semester 3, kira-kira itu kejadiannya pada tahun 2016-an. Dan pada semester ini lah, saya mulai badung dan mulai menjajaki dunia malam.

Eiitss dunia malam yang saya maksud bukan diskotik kok, cuman nongki nongki ngobrol santuy di angkringan sampe larut malam.

Kita lompat dulu ke mitosnya ya biar nda bingung.

Jadi, mitos gugur bunga ini sudah bagaikan folklore di kalangan mahasiswa Jogja. Dituturkan dari generasi ke generasi wkwk. Dari satu angkatan ke angkatan yang lebih muda lagi.

Katanya nih, ini katanya lho, kalau ada yang nyanyi lagu gugur bunga pas malem di sekitaran bunderan Teknik, orang itu akan diganggu lah istilahnya. Temen saya pernah cerita bahwa temennya (nah ini yang meragukan karena cerita dari temen ke temennya, abis itu ke saya yang notabenenya temennya) itu pernah ngalami kejadian aneh setelah nyanyi gugur bunga pas malem malem. Katanya, dia nyanyi seolah olah nantang gitu, dan bener pas pulang sampe kosnya, digogrokin (dijatuhin) banyak rambut dong dia. Awalnya dipikir itu bulu kakinya yang rontok, tapi setelah disapu, beberapa menit ada lagi dan jumlahnya makin banyak dari sebelumnya, hingga pada akhirnya dia ngungsi ke kosan temennya karena ketakutan.

Nah, itu cerita yang temennya temen saya alami sebagai pengantar mitos. Oh, yaaa mungkin pada penasaran, kenawhy Gugur Bunga? Kenawhy Bunderan Teknik?

Jadi gini latar belakangnya. Dulunya area UGM (dan UNY, karena sebelahan), adalah basis markas para pejuang kemerdekaan. *duh aku abis nulis para pejuang entah kenapa merinding*.. Areanya dikenal dengan nama Bulaksumur. Jadi, bulak itu hutan Guys, dan emang sih katanya dulu di hutan itu ada sumurnya, makanya disebut itu. Dan pada perang kemerdekaan, tempat itu dijadikan basis para pejuang untuk bergerilya.

BACA JUGA : Tragedi Paiton

Lanjut ke lagu Gugur Bunga, yang merupakan lagu nasional bertema perjuangan. Semuanya sudah pada tau, pastinya.

Nah, masuk ke pengalaman yang saya alami. Malam itu saya bersama seorang teman, panggil saja Indro, melakukan rutinitas biasa yaitu ngopi di warung Tante (sisan cuci mata, lur, sing dodol ayu soale). Nah, warungnya Tante ini terletak di daerah Blimbingsari/Sendowo/Vokasi. Sedangkan kosan kami waktu itu berada di Pogung. Jadi, Bunderan Teknik ini selalu kami lewati tiap hari. Tiap pulang kuliah, maupun pulang nongkrong. Dan sama sekali ga ada firasat buruk apapun tentang Bunderan ini (walaupun kami tau cerita tentang folklore tadi).

Nah, di angkringan itu kami biasa ngobrol macam macam. Mulai topik dari perkuliahan hingga masalah yang ada di Indonesia. Pada malam itu, kami itu ntah kenapa kok malah cerita horor. Salah satunya ya ngobrolin tentang Gugur Bunga tadi. Setelah kami puas bercerita dengan mbak Warung, jam sudah menunjukkan pukul 00:30. Waktunya pulang dan kukutan (beberes bersihin warung mau ditutup. Akhirnya saya dan Indro pun pamit dan melenggang pulang naek motor goncengan.



BACA JUGA : Kisah Gumiho


Posting Komentar

0 Komentar