Pendakian Gunung Pulosari 2 Part 8

SUARITOTO Bobi masih sibuk mencari sinyal. Dia berusaha menghubungi istrinya di rumah. Sayangnya smartphone Bobi mulai kehabisan daya baterai dan mati seketika. Bobi berdecak kesal. Dia merogoh power bank dari dalam ranselnya dan ternyata power bank itu juga sudah kehabisan daya. 

“Kamu bawa hp?” Bobi menghentikan langkahnya. Dia menoleh kepada Ajeng. 

“Bawa, tapi baterainya habis,” Ajeng mengeluarkan hp dari dalam saku celananya. 

Bobi menggelengkan kepala. Tak ada cara untuk mengubungi istrinya. Dia pun kembali melanjutkan perjalanan.  

“Kita mau ke mana?” tanya Ajeng. 

“Sudah aku bilang kalau aku mau cari keponakanku.”

“Mas yakin dia masih hidup? Bertahan hidup di hutan nggak mudah,” timpal Ajeng. 

“Lalu kenapa kau masih hidup?” tanya Bobi sambil terus jalan. 

“Aku bisa berburu. Selama tersesat di gunung ini, aku makan hewan apa pun yang kujumpai, termasuk monyet,” kata Ajeng. 

“Jorok kau, makan monyet,” kata Bobi tanpa menoleh pada Ajeng.

“Daripada mati kelaparan,” timpal Ajeng. 

Bobi menghentikan langkahnya, “Ssstt…, berhenti!” pinta Bobi. 

“Ada apa?” Ajeng penasaran. 

Bobi melihat ada bekas telapak kaki di atas lumpur. Tapak itu mengarah ke sebelah kanan. Dengan hati-hati Bobi dan Ajeng mengikuti tapak itu. Dari ukurannya, bekas telapak kaki itu pasti milik orang dewasa. 

“Ada orang ya?” Ajeng memang banyak tanya. 

“Jangan banyak tanya!” desis Bobi sambil menoleh dengan kesal pada Ajeng. 

Semakin mereka mengikuti bekas telapak kaki itu, semakin terdengar sayup-sayup suara keramaian. 




Posting Komentar

0 Komentar