Pendakian Gunung Pulosari 2 Part 15

SUARITOTOIa menyibakkan semak belukar yang menghalangi pandangannya. Dari balik semak itu, Bobi melihat seorang nenek tua sedang sujud di atas tanah. 

Penampilan nenek itu kacau sekali. Rambutnya yang penuh uban sangat acak-acakan. Ia mengenakan kain jarik dan berbaju kebaya yang sudah usang. Warnanya juga pudar. 

Nenek itu menyadari kalau ada seseorang yang datang. Ia bangun dari sujudnya, lalu menoleh ke arah Bobi. Seketika saja Bobi mengarahkan moncong senapan ke wajah nenek itu. 

“Jangan mendekat!” ancam Bobi. 

Namun, tatapan nenek itu kosong. Seolah tak memedulikan Bobi, dia justru terus meminta ampun kepada seseorang yang disebutnya 'Nyai'. 

Bobi mundur beberapa langkah. Sebab, nenek itu terus mendekat ke arahnya.

“Semua orang di gunung ini kualat!” kata nenek itu. 

Dia adalah Nyi Amah, wanita tua yang dulu pernah mengingatkan rombongan Mira agar tidak mendaki gunung Pulosari. Nyi Amah memang terkenal sebagai orang gila yang berkeliaran di kaki gunung Pulosari. 

Bobi menurunkan senapannya. Ia merasa nenek yang sedang berdiri di hadapannya itu tidaklah berbahaya. 

“Kualat? Kualat kenapa?” Bobi mengerutkan dahi. 

“Ada yang buang darah haid sembarangan di Curug Puteri,” bentak Nyi Amah dengan ekspresi wajah mengancam. Tapi, Bobi tidak menimpali apa pun. 





Posting Komentar

0 Komentar