Pendakian Gunung Pulosari 2 Part 13

SUARITOTO Malam semakin larut. Api unggun dibiarkan menyala. Bobi dan Ajeng masuk ke dalam tenda, mereka tidur dengan posisi saling membelakangi satu sama lain.

Namun, tengah malam entah jam berapa, ada bayangan seorang lelaki yang melintasi tenda mereka. Lelaki itu berlalu-lalang, membuat suara berisik di semak-semak.

Bobi pun bangun. Ia seketika menyadari kalau ada seseorang di luar tenda. Buru-buru ia meraih senapannya. Dengan hati-hati dia mengintip dari celah pintu tenda. Di luar, Bobi melihat ada lelaki yang sangat ia kenal. Itu adalah Eldi. Dia berdiri tepat di depan tenda. 

“Eldi?” tanya Bobi. 

“Om, tolongin Mira, Om!” kata Eldi, raut wajahnya tampak panik.

Segera Bobi keluar dari dalam tenda. 

“Mira?! Di mana dia?” 

“Di sana, Om!” Eldi menunjuk ke Barat. 

“Ayo antar aku,” pinta Bobi sambil merogoh senter dari dalam kantong celananya. Ia tidak curiga sedikit pun pada Eldi. Bobi kira Eldi memang masih hidup. Padahal si Eldi ini udah meninggal. 

Bobi mengikuti Eldi dari belakang. Mereka berdua pun tiba di sebuah tempat yang asing bagi Bobi. Ini masih di tengah hutan, banyak pohon-pohon besar di sekeliling Bobi. 

“Di sana, Om,” tunjuk Eldi ke atas pohon. 

Bobi mengarahkan cahaya senternya ke atas. Di sana ia melihat ada puluhan orang yang lehernya digantung. Mereka semua mati mengenaskan, matanya melotot dan lidahnya terjulur. 

“Mereka siapa? Siapa yang melakukan ini? Dan, di mana Mira?” dengan ekspresi wajah terkejut Bobi menoleh kepada Eldi. 

Tampak wujud Eldi yang sangat menyeramkan. Kepalanya hanya sisa sepotong. Lidahnya menjulur keluar, darahnya juga tercecer ka tubuhnya. Bobi terkejut dan langsung lari tunggang-langgang tanpa arah. 

Sementara itu, di dalam tenda, ada yang memeluk tubuh Ajeng. Wanita itu pun bangun. Dia membalikkan badan. Dengan mata terpicing, ia melihat Bobi sedang memeluknya. 

“Kamu bangun,” kata Bobi sambil menatap Mira dalam-dalam. 

Ajeng benar-benar gugup. Bobi semakin meringsut mendekatinya. 

“Jangan, Mas…,” kata Ajeng pelan. 

“Kamu kedinginan kan?” tanya Bobi sambil tersenyum.

Ajeng berusaha melepas pelukan lelaki itu. Namun, keadaan semakin tak terkendali. Ajeng kesulitan melepas pelukan lelaki yang menyerupai Bobi. Ajeng pun pasrah begitu saja. Demit itu meniduri Ajeng.




Posting Komentar

0 Komentar