Pendakian Gunung Pulosari 2 Part 12

SUARITOTO “Aku udah kehabisan makanan. Air juga habis,” kata Bobi sambil melirik Ajeng. 

“Aku ada air minum nih,” Ajeng merogoh sebotol air minum dari dalam tasnya. Ia kemudian menyerahkan botol itu pada Bobi. 

“Dari mana kamu dapat air ini?” tanya Bobi. 

“Itu air hujan, Mas. Nama kamu siapa sih, Mas?” Ajeng malah balik tanya. 

“Bobi.”

Ajeng mengangguk-angguk. Tak lama kemudian terdengar suara petir dari kejauhan. Awan hitam pun perlahan mendekat membuat suasana menjadi mendung. 

“Sepertinya akan hujan. Kita bikin tenda di sini saja,” Bobi bangkit lalu mengeluarkan tenda dome miliknya. 

Tak sengaja Ajeng melihat seekor ular sanca yang melintas dari balik semak-semak. Wanita itu pun dengan sigap mengeluarkan pisau dari dalam tasnya. Ia mendekati ular itu pelan-pelan. 

“Kamu mau apa?” Bobi yang sedang sibuk mendirikan tenda, tiba-tiba perhantiannya tertuju pada Ajeng. 

“Ada makanan, Mas.”

Tanpa ancang-ancang lagi, Ajeng memegang kepala ular sanca itu lalu memotongnya. Tubuhnya sempat dililit, tapi Ajeng berhasil melepaskan diri. 

Malam itu ternyata hujan tak kunjung turun. Ajeng membakar potongan ular sanca hasil buruannya tadi sore, sementara Bobi tidak sanggup makan ular itu. Ia lebih baik menahan lapar daripada harus makan ular. 

“Enak, Mas. Cobain deh,” Ajeng menyodorkan sepotong daging ular pada Bobi. 

“Kamu saja. Aku tidak biasa makan ular,” jawab Bobi. Ia melamun, tatap matanya kosong memandangi api unggun. Ia masih memikirkan nasib istrinya di rumah.

“Ya sudah kalau nggak mau,” Ajeng pun memakan potongan daging ular itu. 




Posting Komentar

0 Komentar