Pendakian Gunung Pulosari Part 47

SUARITOTO “Ada apa ya, Om?” Ori tampak terkejut saat tiba-tiba aku datang ke rumahnya. 

“Temani aku naik ke Pulosari untuk mencari Mira,” pintaku. Ori gelagapan. I mungkin bingung mau ngomong apa.

“Anak saya enggak akan saya biarkan naik ke gunung itu lagi,” dari dalam kamar muncul seorang lelaki tua. Itu bapaknya Ori. 

“Anak Bapak harus tanggung jawab. Dia yang membiarkan Mira hilang begitu saja.” 

“Anak saya juga korban. Dia bukan pelaku. Mau sampai kapan Anda menuduh anak saya, hah?!” lelaki tua itu menunjuk wajahku. Ia tampak marah. 

“Maaf, Om. Aku enggak bisa naik ke gunung itu lagi. Mira enggak bakal bisa balik. Dia ada di alam jin,” ujar Ori. Dia duduk di hadapanku. 

“Bullshit! Aku enggak percaya sama cerita fiksimu itu. Mana ada alam jin? Mira pasti masih hidup!"

“Terserah, Om, mau percaya atau enggak. Dulu aku juga seperti om yang enggak percaya sama setan. Tunggu saja setelah Om naik gunung itu. Om pasti tidak akan meremehkan hal-hal gaib lagi,” Ori meyakinkanku. 

Aku menarik paksa lengan Ori. Aku memaksanya menemaniku ke Pulosari. Bapaknya marah. Ia pergi ke dapur dan kembali dengan membawa golok. 

“Kau bawa anakku, kugorok lehermu!” Ancamnya, sambil mengacungkan golok. 

Aku mengembuskan napas berat. Kulepas genggamanku, lalu menoleh ke wajah Ori yang ketakutan. 

“Mira masih hidup. Dan, akan aku buktikan itu,” kataku di telinga Ori. 

“Semoga selamat, Om,” jawabnya.

Aku lalu pergi tanpa pamit dari hadapan mereka. 

“Mah... bangun, Mah...,” kuguncangkan tubuh istriku. 

“Jadi berangkat, Pah?” ia bangun. Kedua matanya masih terpicing.




Posting Komentar

0 Komentar