Pendakian Gunung Pulosari Part 45

SUARITOTO Aku selalu membujuknya untuk pulang. Tapi, dia tetap tidak mau. Dalam mimpi juga aku pernah bertemu dengan Eldi. Ia menjadi budak para jin gunung. Aku melihatnya sedang bekerja memecah bebatuan besar menggunakan palu besar. Kalau dia lelah dan berhenti maka sosok makhluk dengan lidah yang menjulur ke tanah akan mencambuk punggung Eldi. Aku menangis melihatnya seperti itu. 

Aku juga bertemu dengan Riki dalam mimpi. Yang terjadi dengannya sangat berbeda. Kulihat rohnya sepanjang hari dan malam selalu duduk di bawah pohon besar. Tatapnya kosong, wajahnya terlihat sedih. Bahkan, ia masih mengenakan jaket dan tas gunung. Dalam mimpi itu aku sempat menyapanya.

“Riki!” sapaku.

Dia tidak menjawab. Menoleh pun tidak sedikit pun. 

“Rik!” aku menyentuh pundaknya. 

Tiba-tiba ada air liur yang menetes ke tanganku dari atas pohon. Aku mendongak. Di dahan pohon besar, ada sosok wanita yang badannya mungkin sebesar kerbau. Ia mengenakan jubah merah, wajahnya hitam, serta air liur menetes-tetes dari mulutnya. 

Sosok wanita itu lalu menjulurkan rambutnya yang panjang. Ia melilit leher Riki dengan rambut itu kemudian mengangkatnya ke atas pohon. Aku menggapai-gapai tubuh Riki, tapi tidak berhasil. Dia menjadi mainan makhluk penghuni pohon. Riki diciumi oleh makhluk itu. Air liurnya yang bau dan lengket membasahi wajah Riki. 

Mimpi-mimpi buruk itu terus datang hampir setiap malam. Bahkan, aku pernah melihat para pendaki yang rohnya menjadi kawanan monyet. Mereka berlarian dari dahan ke dahan pohon lainnya. Dari semua mimpi itu dapat kusimpulkan kalau para pendaki di Gunung Pulosari yang tidak selamat akan menjadi budak jin di sana.




Posting Komentar

0 Komentar