Pendakian Gunung Pulosari Part 43

SUARITOTO Aku tidak pernah menyangka kalau nama Tubagus yang disisipkan di depan Asrori adalah penanda bahwa aku masih ada hubungan darah dengan kesultanan Banten. Pantas saja, nama Tubagus itu selalu ada turun temurun di keluargaku. Dari kakek, bapak, dan sekarang aku dan adik-adikku mempunyai nama berawalan Tubagus. 

“Aku tahu kalian semua pasti pernah masuk ke kerajaan jin Curug Putri. Sebelum pulang ke rumah, tubuh kalian harus dibersihkan terlebih dahulu. Takutnya ada jin yang masih menempel.” 

Kakek itu menyuruh kami untuk mandi bergantian di sumurnya. Sumur itu sudah ditaburi bermacam-macam kembang. Aku merasa sangat segar ketika air itu menyentuh tubuhku. 

Setelah itu, satu persatu kami dibacakan doa. Semua tampak baik-baik saja hingga tibalah giliran Uswah yang dibacakan doa. Tangan si kakek menyentuh ubun-ubun Uswah, ia pun mengerang kesakitan, kedua tangannya mengapal, ia mengamuk. 

“Tuh, masih ada jin dalam tubuhnya yang ikut pulang,” kata kakek itu sambil terkekeh. 

“Kau jangan macam-macam sama keturunan Sultan. Keluar!” bentak kakek itu. 

Uswah semakin mengamuk. Ia tertawa lalu menangis tidak karuan. 

“Ini jin yang masih kanak-kanak. Kalau tidak dikeluarkan biasanya mengganggu pas tidur,” jelas si kakek. 

Air disemburkan ke wajah Uswah, ia pun lunglai lalu pingsan.




Posting Komentar

0 Komentar