Pendakian Gunung Pulosari Part 41

SUARITOTO Saat tiba di perbatasan kampung, kami dicegat oleh tiga orang lelaki berbadan kurus tinggi. Aku kira mereka sedang ronda, tapi ternyata bukan. Mereka sengaja menutup akses jalan itu, kami disuruh turun dari motor.

“Pendaki, ya?” tanya salah satu dari mereka. 

“Iya Pak, teman-teman kami tewas. Hanya kami yang selamat,” kataku dengan hati-hati. 

“Namamu Tubagus?” tanyanya lagi.

“Iya Pak, saya Tubagus Asrori.”

“Dan kamu Ratu?”

“Iya saya Ratu Uswah Khasanah,” jawab Uswah, suaranya parau. Dia sudah sangat kelelahan. 

Mereka mengangguk-angguk, aku tidak mengerti apa maksudnya.

“Boleh kami pergi, Pak?” tanyaku. Aku sudah tidak tega melihat Uswah yang semakin kelelahan. 

“Tunggu dulu. Mari ikut kami,” lelaki yang mengenakan peci hitam menarik tanganku. 

“Ke mana, Pak?”

“Menghadap tetua kampung ini.”

“Untuk apa, Pak?” tanya Uswah. 

“Kaliah harus dibersihkan dulu sebelum pulang. Di gunung banyak dedemit. Kami hanya ingin membantu kalian,” lelaki itu memaksa. 

“Kami tidak merasa perlu dibersihkan Pak. Kami harus pulang sekarang,” aku merogoh kembali kunci motor. 

Kulihat salah satu dari mereka menyentuh golok yang diikatkan pada pinggang.




Posting Komentar

0 Komentar