Pendakian Gunung Pulosari Part 9

SUARITOTO Malam semakin larut. Pak Jaro dari tadi sore meninggalkan kami di gubuk ini. Kami semua menggelar tikar dan menyalakan lampu canting LED. Eldi dan Riki tidur dengan pulas. Sementara aku tidak sama sekali mengantuk. Pikiranku merayap ke mana-mana.

Aku tidak habis pikir kenapa mereka berdua bisa tidur dengan nyenyak seperti itu. Padahal Mira masih belum jelas keberadaannya. Kalau sampai dia tidak ditemukan, apa yang harus kukatakan pada Om-nya Mira? Dia pasti marah atau bahkan membawaku ke pengadilan. 

Selang beberapa saat, aku mencium minyak wangi yang menguar memenuhi ruangan gubuk. Aku bangun sambil mengendus-enduskan hidung. Dari mana bau minyak ini berasal?

Kuikuti sumber bau itu mengarah keluar gubuk. Kugeserkan pintu bilik. Di luar seorang wanita berjaket biru. Ia mengenakan celana levis sedang duduk di atas gundukan tanah. Ia berpakaian layaknya seorang pendaki. 

“Kamu siapa?” tanyaku. 

Ia menoleh kepadaku. Wanita itu lalu bangun dari duduknya. 

“Pulanglah,” katanya. Tatapannya tajam ke wajahku. 

“Pulang?” aku mengerutkan dahi. 

Dari dalam gubuk tiba-tiba terdengar suara gaduh. Segera aku masuk kembali. Aku sangat terkejut saat menyadari kalau Eldi tidak ada di tempat tidurnya. Kubangunkan Riki. Masih dalam keadaan kantuk, ia mengenakan kembali kaca matanya. 

“Kenapa, Ri?”

“Eldi ke mana?” aku panik.

“Hah? Bukannya tadi di sini?” Riki malah balik tanya. 

Sayup-sayup aku mendengar suara arak-arakan dari kejauhan. 

“Lu dengar itu?” aku meruncingkan telinga. 

“Ayo, Ri!”




Posting Komentar

0 Komentar