Pendakian Gunung Pulosari Part 29

SUARITOTO “Kau mau lihat apa yang sudah kau perbuat?” Pak Jaro melangkah menuju gubuk. 

Dia menendang pintu gubuk itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat Abah Sarta dan nenek Sapinah tewas. Lehernya digantung. Kedua matanya melotot, lidahnya terjulur. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi terhadap mereka berdua. 

“Mereka mati karena mencoba menyelamatkanmu,” kata Pak Jaro. Lanjutnya, “Kau beruntung. Kau lahir malam Jumat. Jin di sini tidak bisa melukaimu, tapi dia tidak akan membiarkan kau pergi dari gunung ini.” 

Mataku jeli memperhatikan gerakan tangan Pak Jaro yang perlahan merogoh sesuatu dari balik punggungnya. Aku mundur beberapa langkah. Benar saja dia mengeluarkan golok.

“Aku harus membunuhmu dan menjadikanmu tumbal agar tidak ada lagi korban jiwa.”

Dua lelaki muncul dari belakang gubuk. Masing-masing dari mereka membawa tali. Aku langsung lari sekuat tenaga menjauh dari Pak Jaro. Mereka bertiga mengejarku. 

“Kau harus mati!” teriak Pak Jaro dari belakang.

Aku lari seperti babi hutan saja, menabrak apa pun yang ada di hadapanku. Sesekali aku menoleh ke belakang. Cahaya senter Pak Jaro berayun-ayun semakin mendekat ke arahku. Sengaja kumatikan senterku agar tidak terlihat olehnya. 

Seandainya aku harus mati di gunung ini, aku tidak mau mati ditangan Pak Jaro.




Posting Komentar

0 Komentar