Pendakian Gunung Pulosari Part 2

SUARITOTO - Beberapa Hari Sebelumnya

Jujur saja aku bukan seorang pendaki andal. Bahkan, aku tidak punya pengalaman mendaki gunung. Di kampus pun aku tidak tertarik pada organisasi mahasiswa. Setiap hari yang aku lakukan hanya kuliah dan pulang.

Orang bilang aku mahasiswa kupu-kupu. Ya... paling sesekali aku pergi ke perpustakaan. Bukan untuk mencari buku, melainkan untuk cuci mata saja. Soalnya di perpustakaan, aku sering bertemu cewek cantik. Terkadang aku suka pura-pura duduk di samping mereka tanpa berani menyapa

Kehidupanku di kampus memang terkesan monoton. Tapi, aku suka dengan kehidupan seperti itu. Tapi semuanya berubah saat Mira mengajakku mendaki Gunung Pulosari. Aku tidak akan pernah melupakan pendakian itu

Di akhir semester lima, aku ditelepon Mira, sahabatku. Waktu itu kebetulan aku sedang berkemas untuk mudik. Maklum, aku ini seorang perantau yang kuliah di Pandeglang. Jadi setiap libur semester aku pasti pulang kampung. 

“Halo Ri! Ori?”

“Iya, Mira. Ada apa?” aku menjawab telepon Mira sambil membereskan baju. HP kujepitkan di antara bahu dan telinga.

“Woi! Lu belum pulang, kan?”

“Ini baru mau,” kataku singkat. Kuletakkan HP di atas tumpukan baju lalu menyalakan spikernya. 

“Jangan pulang dulu, Ri. Gua punya rencana keren, nih.”

“Rencana apaan, Mir? Makan jagung di pinggir pantai lagi?”

“Ahahaha... bukan, kok. Itu garing banget sumpah. Ini pokoknya keren deh. Gua jamin enggak akan garing lagi.”

“Iya apaan?”

“Naik gunung, Ri. Lu belum pernah naik gunung, kan?”

“Enggak pernah, Mir. Dan, kayaknya gua enggak ikut deh. Fisik gua enggak akan kuat. Lu tahu sendiri fisik gua. Angkat galon aja enggak sanggup.”

“Yah, Ri. Plis ikut dong! Lu tahu kan, om gua cuma percaya sama lu. Gua enggak akan diizinin naik gunung kalau enggak sama lu, Ri.” Mira merengek.




Posting Komentar

0 Komentar