Pendakian Gunung Pulosari Part 13

SUARITOTO “Ori....” seseorang memanggilku, itu jelas suara Mira. Entah dari mana arahnya.

“Mir?” kusorotkan cahaya senter ke segala arah. 

“Ori sini,” sebuah tangan perempuan muncul dari balik semak-semak. Di pergelangan tangannya ada jam berwarna biru, aku sangat mengenali jam tangan itu milik Mira. 

“Mira?” pelan-pelan kudekati lengan itu. 

“Sini, Ri.” lengan itu melambai-lambai. 

Kudekati lengan itu, bajuku ditarik paksa ke dalam semak-semak. Jelas saja aku kehilangan keseimbangan. Untung saja Mira menahan tubuhku, ia membawaku ke sebuah perkampungan. Aku heran kenapa di gunung seperti ini ada perkampungan yang sangat ramai. Wajah Mira terlihat sangat bahagia, ia bahkan tidak berhenti tersenyum. 

“Kita di mana, Mir?” 

Kampung itu sedang ramai, orang-orang sibuk mempersiapkan sesuatu. Janur dipasang di depan sebuah rumah gubuk, mereka membawa makanan dan buah-buahan lalu menyerahkannya pada tiga orang wanita yang berjaga di depan rumah. Mereka seperti akan menggelar hajatan.

“Gua mau menikah, Ri.”

“Hah, nikah?” jelas saja aku terkejut. 

“Iya malam ini,” Mira menatapku sambil tersenyum.

“Ayo, gua kenalin kenalin lo sama calon suami gua. Dia ganteng banget.” Mira menarik lenganku. 

“Nggak Mir, kita harus pulang. Sadar Mir, ini pasti bukan alam kita.” aku membujuknya, tapi Mira sepertinya tidak peduli pada ucapanku. 




Posting Komentar

0 Komentar